Rabu, 25 Januari 2012

Sentimental Forsaken ( Part 1 )



Private Emotion by Ricky Martin Featuring Meja


Enak kali, ya, kalau pacaran model: ketemu pas lagi kangen doang. Gak ribet dan gak bikin cepet bosan.
Sejujurnya gue bukan tipe orang yang percaya bahwa setiap individu itu bisa punya rasa kangen kepada seseorang (baca: pacar) setiap hari. Menurut gue itu aneh dan kalaupun ada pasti mereka adalah golongan orang-orang yang gak punya/gak ada kerjaan. Alhasil kangen-nya dipaksa-paksakan ada, diada-adain secara paksa. Kenapa? Entahlah. Ada banyak alasan dan yang paling klise: takut kehilangan. Takut kehilangan yang berlebihan tentunya.
Adakalanya gue menemukan status temen di Facebook atau Twitter yang inti dari isinya ingin selalu bersama pasangannya setiap saat setiap waktu… setiap hari. Gue cuman bisa geleng-geleng kepala ala Morgan Freeman sembari tersenyum geli campur pengen muntah. Gak nyalahin juga, sih. Itu kan hak masing-masing secara jejaring sosial adalah salah satu sarana untuk mengekspresikan diri.
Intensitas pertemuan/kebersamaan yang sangat/terlalu sering/keseringan itu gak menjamin pasangan bisa jadi semakin kompak. Iya, emang, tidak sedikit juga yang berhasil hingga membangun biduk rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah (ajib, dah! Bahasa gueee..).
Ibaratkan saja orang makan akan terasa nikmat jika dimulai pada saat lapar dan berhenti sebelum kenyang (sunah Rosulullah SAW). Nangkep gak? Gini, lo, kekenyangan tuh rasanya gak enak. Menghilangkan rasa nikmat/esensi dari makan itu sendiri. Nah, ini sama halnya dengan pacaran yang intensitas pertemuannya keseringan. Bisa bikin muak.
Atau seperti kaos yang sering lu pake pasti bakalan sering lu cuci karena keringet lu bau jengkol busuk. Eh, maksud gue karena sering dicuci warnanya jadi memudar perlahan. Begitu juga dengan sebuah hubungan, sering ketemu adakalanya hal-hal kecil bisa menyulut sebuah pertengkaran panjang. Emang, pertengkaran adalah bumbu dari pacaran. Tapi kalau jatuhnya jadi sering bertengkar? Rasa sayang juga bakal memupus. Lekang. Sampai disini coba lu resapi lebih dalam omongan gue.
Sekali lagi: Sering ketemu itu bikin ribet dan cepet bosen!
Adakalanya salah satu diantara kalian (lu atau pasangan lu) jadi lebih sering mengalah demi terjaganya kondusifitas suatu hubungan yang lama-lama malah bikin jengah.
Ada yang bilang kunci sukses dari suatu hubungan adalah: Komunikasi yang baik
Benar sangat.
Tapi komunikasi yang baik bukan berarti:
Telpon atau sms setiap detik, menit, jam, hari. Apalagi sekedar nanyain yang umum-umum, seperti: sedang apa?, udah makan, belum?, dll.
Selain ngabis-ngabisin pulsa juga bikin jempol kapalan dan kuping panas.
Sering ketemu bikin dunia jadi serasa sempit. Hidup hanya berkisar antara: makan, tidur, mandi, telpon/sms-an ama pacar, ketemu pacar, jalan-jalan bareng pacar, pulang, mandi, tidur, bangun, makan, mandi, telpon/sms-an ama pacar, ketemu pacar, jalan-jalan bareng pacar, pulang, mandi, tidur. Menurut lu gimana?
Hubungan/Pacaran yang ideal adalah ketika masing-masing individu mempunyai waktu berdua dan untuk dirinya sendiri secara seimbang. Ketika pacaran tidak sepenuhnya menyita waktu untuk kegiatan lain yang menyangkut kesenangan/hajat diri, seperti merencanakan masa depan karir atau menjalankan hobi, misalnya. Begitu juga sebaliknya. Karena pada dasarnya manusia itu makhluk sosial yang juga butuh media untuk ber-aktualisasi diri. Mengasah potensi untuk tahu sisi lainnya yang bisa memberi nilai manfaat positif bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitar.
Harus diciptakan semacam jarak atau jeda satu tarikan nafas agar rindu lebih mempunyai arti/makna pada saat bertemu. Agar rindu semakin menumbuhkan rasa sayang tulus. Agar rindu bisa menyadarkan bahwa kalian (memang) saling membutuhkan satu sama lain bukan suatu keharusan/kewajiban bertemu namun hampa semata.
Bukan berarti lu harus mencari pacar dari jauh/luar kota/luar pulau/luar negeri lalu membangun long distance realthionship. Maksud gue, dimanapun kalian menjalin sebuah hubungan tidak perlu menyepakati/menjadwalkan kapan harus apel/jalan bareng. Menurut gue spontanitas akan membuat pertemuan menjadi lebih punya greget. Ada disaat/waktu, tempat, dan moment yang tepat. Sehingga tidak terjebak dalam ritual yang menggiring pada kebosanan/kejenuhan.
Bersambung...

Santi Chai Prakarn Park Bangkok - Thailand ( 08 Januari 2012 )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar